Dia mengatakan terkait guru yang lebih mementingkan penyelesaian kurikulum adalah kesalahan semua tidak terkecuali kementerian hingga dinas, terkadang ada materi-materi yang harus dikejar untuk optimalisasi kinerja.
"Demi meminimalisir hal itu, Kemendikbud melakukan terobosan untuk memangkas 25 persen materi untuk memberikan ruang terhadap guru dan kepala sekolah berkolaborasi membangun proyek di daerah," kata dia.
Baca Juga:
Diduga Siswi Disabilitas Dilecehkan Guru SLB, Keluarga Lapor Polisi
Dia mengatakan Kemendikbud telah melaksanakan program Pendidikan Guru Penggerak, yaitu pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran.
Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama sembilan bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.
“Dengan program ini kita akan menghasilkan kepala sekolah yang mementingkan murid, tidak hanya lobi-lobi dinas atau hal lainnya,” tutupnya.[zbr]