Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan pemerintah telah menjalin kolaborasi dengan Multilateral Development Bank (MDB) dan Asian Development Bank (ADB) untuk memastikan bahwa investasi bagi transisi energi tidak hanya menghadirkan energi bersih, tetapi juga untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, tantangan besarnya ialah bagaimana menyiasati besarnya pendanaan yang dibutuhkan ketika berpindah dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
"Kita sudah diskusikan terkait crowding investment. Kita sadar bahwa program transisi energi tidak cuma berlangsung setahun, tetapi berlanjut hingga tahun-tahun mendatang, jadi strateginya harus jelas. Kami yakin (investasi) sektor swasta bakal datang ketika mereka lihat proyeknya telah siap," ujarnya.
Sedangkan, Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Edwin Syahruzad mengatakan tantangan transisi energi ialah bagaimana menerapkan konsepnya ke dalam transisi asset class. Disebabkan ketika suatu asset class dikategorikan sebagai renewable maka akan mudah memperoleh pendanaan.
"Saya pikir pendorong utamanya adalah lembaga multilateral seperti ADB, Bank Dunia, dan lainnya. Kita mesti menyiapkan pembiayaan untuk PLN dengan cara yang berbeda sehingga kita dapat memadukan dana besar dari pemerintah dengan investasi tersebut," kata Edwin.[ss]