WahanaNews.co | Board of Directors Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Donna Gultom mengatakan Indonesia harus segera memvalidasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) agar perekonomian nasional dapat memperoleh manfaat nyata.
"China berpotensi menikmati kue yang besar dari RCEP karena kesiapan industrinya. Namun bukan berarti Indonesia tidak bisa memanfaatkan hal serupa," kata Donna Gultom dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Baca Juga:
Mudikpedia, Panduan Lengkap untuk Perjalanan Mudik yang Menyenangkan
Ia berpendapat bahwa Indonesia bisa mendapat manfaat ekonomi yang nyata dari RCEP dengan melakukan penyesuaian struktural dan kebijakan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
Selain itu, ujar dia, ratifikasi ini diharapkan dapat membantu memulihkan perekonomian Indonesia yang terdisrupsi akibat pandemi COVID-19.
"Salah satu structural dan policy adjustment yang telah dilakukan Indonesia adalah dengan diterbitkannya dan mulai diimplementasikannya UU Cipta Kerja. Daya saing produk Indonesia akan mengalami peningkatan signifikan apabila UU Cipta Kerja ini diimplementasikan secara efektif," paparnya.
Baca Juga:
KPP Pratama Kalideres Salurkan Paket Sembako untuk Korban Banjir di Tegal Alur
Ia menambahkan, menjalin kemitraan dengan blok regional sebesar ini akan sangat membantu pengembangan industri bernilai tambah dan pemasaran produk Indonesia.
Donna menambahkan bahwa manfaat dari RCEP diproyeksikan akan dapat dirasakan lima tahun setelah ratifikasi dengan peluang peningkatan sebesar 8-11 persen dari ekspor dan 18-22 persen dari investasi.
Peningkatan investasi tersebut diharapkan berkontribusi signifikan bagi lahir dan tumbuhnya industri-industri baru, khususnya di bidang manufaktur bernilai tambah yang dalam proses bisnisnya terhubung tidak hanya dengan negara anggota RCEP, tetapi juga negara-negara dunia dalam konteks Global Value Chain (GVC).