Dalam kesempatan yang sama, Pengamat/ Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan dua-duanya itu bisa dilakukan. Artinya dua-duanya itu adalah menambah pasokan EBT dalam negeri untuk menggaet investor bisa masuk. Tetapi juga pada saat yang bersamaan bisa membangun fasilitas atau infrastruktur ketenagalistrikan untuk melakukan ekspor.
"Dua-duanya itu bisa dilakukan karena tidak ada constraint sumber daya alam. Kalau kita bicara energi fosil itu ada constraint sumber daya alamnya karena sangat terbatas dan akan habis sekali kita gunakan, kita gali, kita ekspor, kita tidak bisa pakai untuk kebutuhan kita. Tapi namanya energi terbarukan dia selalu renewable dan bahkan kalau kita bilang energi surya yang potensinya sangat besar ini akan terus ada," jelasnya.
Baca Juga:
Diskon 50 Persen Tarif Listrik Tidak Diperpanjang, Ini Informasi Lengkapnya
Dia menambahkan Indonesia memang bisa mengembangkan dan memenuhi kebutuhan energi terbarukan. Dengan begitu cepat juga bisa mencapai net zero emission di 2050-2060 dengan mengganti BBM dengan listrik. [afs]