Sumbar.WahanaNews.co, Padang - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Barat memperkirakan ekspor di Ranah Minang bakal lebih baik di tahun 2024 ini.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar Endang Kurnia Saputra mengatakan melihat dari historisnya, mayoritas ekspor Sumbar didominasi oleh produk industri pengolahan terutama produk turunan sawit, seperti CPO, refined palm oil dan lain-lain sebesar 95,32% dari total ekspor.
Baca Juga:
Dukung Dekarbonisasi di Sektor Industri, PLN Siap Suplai Energi Hijau ke Perusahaan Fashion Global H&M Group
"Ekspor Sumbar juga didominasi oleh komoditas di sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan dengan pangsa sebesar 3,66%," katanya, Selasa (16/1/2024).
Dengan potensi itu, pria yang akrab Adang menyampaikan inovasi perlu diperkuat oleh Sumbar guna meningkatkan produktivitas sektor industri pengolahan. Inovasi dimaksud yakni penciptaan ekosistem dan regulasi yang efisien.
Penguatan hilirisasi komoditas alternatif lainnya. Serta peningkatan produktivitas pertanian melalui revitalisasi/peremajaan. Di sisi lain, Sumbar juga memiliki potensi ekspor yang sangat besar terutama pada produk-produk yang menjadi kekhasan dan kearifan lokal Sumbar, seperti produk makanan rendang. Selain itu, produk kerajinan dan wastra juga dapat menjadi peluang dan sasaran ekspor Sumbar ke depan.
Baca Juga:
Dukung Dekarbonisasi di Sektor Industri, PLN Siap Suplai Energi Hijau ke Perusahaan Fashion Global H&M Group
Menurutnya bila melihat di tengah berbagai risiko ketidakpastian global, kinerja ekspor Sumbar diperkirakan mengalami perbaikan didukung oleh permintaan komoditas CPO global yang masih terjaga. Selain itu, potensi ekspor sektor perikanan juga diprakirakan meningkat sejalan dengan dukungan kebijakan pemerintah dalam mendukung kualitas produksi perikanan yang berujung pada peningkatan penerimaan pasar global.
Namun demikian, peluang akselerasi ekspor Sumatera Barat dihadapkan dengan berbagai tantangan ke depan di antaranya fluktuasi harga komoditas global, berlanjutnya kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) rasio 1:4, maupun penurunan produktivitas TBS dan tangkapan nelayan akibat faktor cuaca.
"Kinerja ekspor Sumbar yang didorong oleh komoditas pertanian, perkebunan dan perikanan diprakirakan meningkat seiring dengan masih berjalannya program replanting pada perkebunan sawit serta target produksi pertanian yang meningkat di tahun 2024," jelas Adang.