WahanaNews-Sumbar | Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno menodongkan sebuah pertanyaan pada Deputi Bidang Pemasaran, Ni Made Ayu Martini tentang apa yang terbayang ketika menyebut nama Sumatera Barat (Sumbar) saat peluncuran Visit Beautiful West Sumatera (VBWS) 2023 di Jakarta, Senin (30/1), yang kontan dijawab kuliner, budaya dan keindahan alam.
Jawaban itu tampaknya berhasil menggambarkan potensi besar Sumbar. Sumbar adalah salah satu provinsi juara di Indonesia yang memiliki beragam kuliner, sehingga ada anekdot kuliner di Sumbar itu hanya ada dua, yaitu enak dan enak sekali.
Baca Juga:
Pemkot Padang Raih Tiga Penghargaan Kemendag atas Perlindungan Konsumen
Budaya Minangkabau yang menjadi mayoritas di Sumatera Barat juga memiliki kekhasan tersendiri dengan paham matrilineal. Belakangan sejumlah perkampungan adat dengan banyak rumah gadang kembali direvitalisasi untuk memberikan pengalaman bagi wisatawan merasakan sensasi tinggal di rumah adat Minangkabau itu.
Wisatawan seakan dibawa melewati lorong waktu, menikmati miniatur kehidupan perkampungan Minangkabau tempo dulu.
Menikmati keramahan, tata krama masyarakat yang masih menghuni rumah gadang yang telah berumur ratusan tahun. Serta menikmati adat istiadat yang masih lestari.
Baca Juga:
Pemkot Padang Berikan Bantuan KRPL dan Bibit Buah untuk KWT Dukung Swasembada Pangan
Bahkan, di Desa Wisata Perkampungan Adat Sijunjung, wisatawan bisa menikmati tidur di balabeh, semacam ruangan yang di bawah lantai papannya tersimpan padi sehabis panen. Hawa dari padi yang hangat serta aroma yang khas benar-benar menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan.
Sedangkan tentang keindahan alam, Sumbar memiliki paket lengkap, mulai dari alam bawah laut, snorkeling, berselancar (surving) di Mentawai, deretan pantai indah yang terbentang di tujuh kabupaten kota, serta "hiking" menikmati surga tersembunyi (hidden paradise) yang tersuruk di tengah-tengah rimba yang masih asri.
Selain itu, ada pula panorama lembah dengan air terjun, sungai-sungai yang menawarkan wisata arung jeram, perbukitan yang menawarkan pemandangan yang menakjubkan dan olahraga paralayang hingga wisata minat khusus mendaki gunung.
Oleh karena itu, Menparekraf Sandiaga Uno yang telah berkali-kali datang ke Sumbar berani bersaksi bahwa Sumbar itu benar-benar cantik (beautiful). Wisatawan tidak akan rugi bila berkunjung ke provinsi yang juga pernah tercatat dalam sejarah menjadi Ibu Kota Negara pada saat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada 22 Desember 1948 - 13 Juli 1949 ini.
Atraksi
Namun kelebihan Sumbar tidak hanya itu. Untuk menyambut VBWS 2023, pemerintah daerah bersama komunitas juga menyediakan beragam atraksi seni budaya yang bisa dinikmati oleh wisatawan yang datang ke Sumbar sepanjang tahun.
Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy menyebut ada 77 kegiatan yang telah dipersiapkan oleh pemerintah daerah. Namun, jumlah itu kemudian terus bertambah karena tingginya keinginan komunitas seni budaya di Sumbar untuk ikut memberikan kontribusi bagi peningkatan kunjungan wisatawan ke Sumbar.
Data Dinas Pariwisata Sumbar mencatat telah ada 85 kegiatan yang terdaftar dan masih banyak yang antre untuk bisa masuk "calender event" pariwisata 2023.
Kalender kegiatan itu telah disebar dan diunggah oleh banyak situs. Wisatawan tinggal mencari di mesin pencari untuk bisa menyesuaikan waktu liburan ke Sumbar.
Audy Joinaldy mengisahkan, gagasan Visit Beautiful West Sumatera (VBWS) 2023 muncul dari keprihatinan anjloknya kunjungan pariwisata ke Sumbar saat pandemi COVID-19. Padahal sebelumnya, sektor pariwisata menyumbang nilai ekonomi sekitar Rp4 triliun bagi Sumbar atau setara dengan 1,63 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumbar tahun 2020.
Pada 2019, sebelum pandemi jumlah kunjungan wisatawan nusantara maupun manca negara ke Sumbar sekitar 8,2 juta orang.
Ketika pandemi COVID-19 , jumlah kunjungan pada 2021 hanya 4,7 juta orang. Artinya, jika wisatawan rata-rata menghabiskan uang di Sumbar sekitar Rp1,3 juta per orang, maka potensi uang beredar berkurang sekitar Rp4 triliun.
Melalui komunikasi dan diskusi dengan banyak pihak, terutama Bank Indonesia, kemudian terbersit ide untuk merancang sebuah gerakan, sebuah program untuk meningkatkan kembali jumlah kunjungan wisatawan ke Sumbar, setidaknya sama dengan sebelum pandemi COVID-19.
Ide itu muncul setelah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai dilonggarkan. Hal itu dipandang sebagai peluang.
Dengan pelonggaran PPKM, berarti masyarakat sudah bisa berwisata. Sekian lama terkungkung PPKM, keinginan untuk berwisata bisa lebih tinggi. Apalagi, hingga akhir 2022, belum ada daerah di Indonesia yang secara spesifik membuat gerakan atau program khusus untuk meningkatkan kunjungan pariwisata.
Maka selanjutnya dirancang VBWS 2023 dengan melibatkan 19 kabupaten dan kota di Sumbar. Destinasi wisata dibenahi terutama kebersihan dan pelayanan yang mutlak dibutuhkan, kegiatan seni dan budaya digagas dan dimasukkan dalam agenda wisata yang bisa diakses secara luas, dan promosi pun digalakkan.
Audy menyebut target VBWS 2023 tidak muluk-muluk, hanya 8,2 juta kunjungan wisatawan. Angka itu sama dengan tahun 2019 sebelum pandemi COVID-19 melanda.
Data Dinas Pariwisata Sumbar, tahun 2021 dan 2022 adalah masa paling suram untuk sektor pariwisata di daerah itu.
Pada tahun itulah jumlah kunjungan wisatawan di Sumbar anjlok drastis. Pada 2019 jumlah kunjungan wisatawan ke daerah itu sekitar 8,16 juta orang. Jumlah itu menurun tipis pada 2020 dengan jumlah kunjungan sekitar 8,04 juta orang.
Namun, pada 2021 jumlah kunjungan hanya mencapai 4,78 juta orang berkurang sekitar 3,2 juta orang. Demikian juga dengan 2022 yang mencatat angka yang tidak jauh berbeda 4,7 juta orang.
Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Luhur Budianda, optimistis VBWS 2023 akan bisa mengembalikan kejayaan pariwisata Sumbar sehingga potensi kehilangan uang yang beredar bisa diminimalkan.[zbr]