"Saya ingin head to head [dengan Mahyeldi]," tambah Epyardi.
Selain Epyardi, nama lain yang beredar dalam kancah perpolitikan Sumatera Barat adalah Andre Rosiade (Anggota DPR dari Fraksi Gerindra), Mulyadi (Ketua DPD Demokrat Sumbar), Ganefri (Rektor Universitas Negeri Padang/UNP), dan mantan Ketua DPD RI Irman Gusman. Namun dua nama pertama diperkirakan tidak akan maju dan lebih memilih berada di DPR.
Baca Juga:
Jika Diusung PDI-Perjuangan, ‘Anies Effect’ Dinilai Bakal Pengaruhi Pilkada Kota Bekasi
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand), Asrinaldi menilai, posisi gubernur petahana, Mahyeldi masih cukup kuat. Hal itu menyebabkan tidak banyak bakal calon yang muncul.
"Kalau dibanding dengan Pilkada di kabupaten kota, di provinsi tidak mendapat perhatian yang banyak dari Bakal Calon, Karena posisi petahan kuat. Para kandidat berpikir dua kali untuk maju," katanya.
Meski posisinya cukup kuat, kata Asrinaldi, bukan berarti petahana tidak bisa dikalahkan.
Baca Juga:
Maju Pilgub Jateng, Kaesang Sudah Urus SK Belum Pernah Dipidana
"Peluang tentu saja sangat terbuka, namun kandidat yang muncul harus lebih di-endorse lagi. Kalau melihat elektabilitas calon yang muncul saat ini seperti Epyardi Asda dan Ganefri, masih di bawah Mahyeldi," katanya.
Peluang lain untuk mengalahkan Mahyeldi, jelas Asrinaldi, adalah dengan menarik PPP dari koalisi PKS. Kalau itu terjadi, dia menyebut PKS tidak bisa memajukan calonnya lagi.
Sumatera Barat saat ini dipimpin pasangan Mahyeldi-Audy Joinaldy. Keduanya diusung koalisi PKS dan PPP.