Sumbar.WahanaNews.co, Padang - Sejumlah nama muncul dalam bursa Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Barat (Sumbar) 2024 untuk bersaing dengan kader PKS petahana, Mahyeldi.
Salah satu bakal kandidat Pilgub Sumbar yang menonjol adalah politikus PAN yang kini masih menjabat Bupati Solok, Epyardi Asda. Baliho-balihonya bertebaran dengan jargon Otewe Sumbar.
Baca Juga:
Jika Diusung PDI-Perjuangan, ‘Anies Effect’ Dinilai Bakal Pengaruhi Pilkada Kota Bekasi
Epyardi mengaku ingin mengalahkan Mahyeldi, juga memutus hegemoni PKS di pucuk kepemimpinan Sumbar yang telah bercokol selama belasan tahun.
"Sudah cukup kita 15 tahun ini dipimpin PKS. Tidak ada yang berubah. Dan saya menawarkan perubahan itu. Saya ingin menjadikan Sumatera Barat yang lebih maju, lebih baik," kata Epyardi dilansir CNNIndonesia, Sabtu (25/5/2024).
Epyardi mengatakan, sudah mendaftarkan diri kepada semua partai politik yang ada, kecuali PKS. Ia juga mengklaim telah mendapat dukungan dari Presiaden terpilih yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Baca Juga:
Maju Pilgub Jateng, Kaesang Sudah Urus SK Belum Pernah Dipidana
"Kami sudah mendaftar ke semua partai, kecuali PKS. Insya Allah, saya juga sudah bertemu dan dapat dukungan langsung dari Presiden terpilih Pak Prabowo," katanya.
Meski baru satu periode menjabat sebagai Bupati Solok, mantan anggota DPR-RI tiga periode itu mengaku berhasrat maju di kontestasi Pilgub Sumbar, karena merasa prihatin melihat perkembangan daerah itu.
"Sumbar masih terkungkung, karena selama kepemimpinan PKS ini hanya untuk golongan mereka saja. Saya adalah politisi yang beragama, bukan yang mempolitisasi agama untuk kepentingan golongan. Dengan dukungan seluruh masyarakat Sumatera Barat, saya mulai dengan Bismillah," katanya.
"Saya ingin head to head [dengan Mahyeldi]," tambah Epyardi.
Selain Epyardi, nama lain yang beredar dalam kancah perpolitikan Sumatera Barat adalah Andre Rosiade (Anggota DPR dari Fraksi Gerindra), Mulyadi (Ketua DPD Demokrat Sumbar), Ganefri (Rektor Universitas Negeri Padang/UNP), dan mantan Ketua DPD RI Irman Gusman. Namun dua nama pertama diperkirakan tidak akan maju dan lebih memilih berada di DPR.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand), Asrinaldi menilai, posisi gubernur petahana, Mahyeldi masih cukup kuat. Hal itu menyebabkan tidak banyak bakal calon yang muncul.
"Kalau dibanding dengan Pilkada di kabupaten kota, di provinsi tidak mendapat perhatian yang banyak dari Bakal Calon, Karena posisi petahan kuat. Para kandidat berpikir dua kali untuk maju," katanya.
Meski posisinya cukup kuat, kata Asrinaldi, bukan berarti petahana tidak bisa dikalahkan.
"Peluang tentu saja sangat terbuka, namun kandidat yang muncul harus lebih di-endorse lagi. Kalau melihat elektabilitas calon yang muncul saat ini seperti Epyardi Asda dan Ganefri, masih di bawah Mahyeldi," katanya.
Peluang lain untuk mengalahkan Mahyeldi, jelas Asrinaldi, adalah dengan menarik PPP dari koalisi PKS. Kalau itu terjadi, dia menyebut PKS tidak bisa memajukan calonnya lagi.
Sumatera Barat saat ini dipimpin pasangan Mahyeldi-Audy Joinaldy. Keduanya diusung koalisi PKS dan PPP.
[Redaktur: Amanda Zubehor]