WahanaNews-Sumbar | Sebanyak 15 Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota dan Kabupaten di Sumatera Barat sepakat menolak adanya surat dukungan dari Cabang Olahraga dan KONI daerah sebagai syarat wajib seseorang maju menjadi Ketua Umum KONI Sumbar di ajang Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musorprovlub).
Ketua Forum Koordinator Ketua KONI kota dan kabupaten se-Sumbar Tommy Irawan di Padang, Selasa mengatakan pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan seluruh Ketua KONI kota dan kabupaten di Sumbar untuk menolak hal ini.
Baca Juga:
Lindungi Konsumen, OJK Stop Ratusan Pinjol dan Investasi Ilegal di Tahun 2024
Dirinya menjelaskan syarat dukungan dengan ambang batas jumlah dukungan yang harus didapatkan calon Ketum KONI Sumbar dari jumlah cabang olahraga yang ada tidak diatur dalam AD/ ADRT KONI. Bahkan syarat ini menjadi batu sandungan bagi calon yang ingin memajukan olahraga Sumbar.
Menurut dia saat ada Musorprov, KONI kota dan kabupaten ini kerap diobok-obok oleh kepentingan calon yang meminta dukungan sebagai syarat untuk maju.
"Seakan-akan kami ini hanya dibutuhkan saat ingin pemilihan saja. Kami sepakat semua untuk memiliki satu kandidat dari salah satu Ketua KONI dan dukungan yang telah kita berikan ke calon sebelumnya tidak berlaku. Ini kesepakatan kami," kata dia.
Baca Juga:
Tuduhan Mencuri Ponsel Berujung Tragis, Santri Dibakar di Ponpes Boyolali
Selain itu, saat ini Plt Ketum KONI dan Sekum malah sibuk mengumpulkan dukungan sebagai syarat maju bukan mempersiapkan Musorprovlub ini dengan sebaik-baiknya.
"Panitia kabarnya sudah terbentuk namun ada celetukan mereka menunggu dukungan lengkap baru menggelar Rapat Koordinasi dengan Cabor dan KONI kota dan kabupaten.Ini kan tidak benar,harusnya kita Rakor dulu untuk menentukan tata cara Musorprovlub ini. Ada pembentukan steering comitte, panitia hingga TPP,"kata dia.
Sementara Ketua KONI Kota Solok Rudi Horizon mengatakan dalam pertemuan itu ada 12 Ketua KONI Kota dan Kabupaten yang berkumpul, semua sepakat dan menandatangani penolakan tersebut.
Sementara tiga Ketua KONI lain menyampaikan keikutsertaan dan sepakat dengan hal tersebut namun tidak dapat bergabung dalam pertemuan tersebut. Kemudian ada empat Ketua KONI yang tidak datang yakni Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Solok.
"Sejauh ini kabupaten Solok akan ikut namun mereka terkendala beberapa hal," kata dia.
Ia mengatakan seluruhnya bertekad agar olahraga Sumatera Barat ini menjadi baik dan dipimpin oleh orang yang benar-benar ingin memajukan olahraga.
"Kita ingin pemilihan ini demokrasi dan sportif dengan meniadakan surat dukungan ini karena ada pihak yang berusaha mengumpulkan dukungan sebanyak-banyaknya agar dapat menang secara aklamasi. Kita solid memperjuangkan ini," kata dia.
Selain itu surat dukungan ini membuat suasana kebatinan di kalangan olahraga menjadi tidak bagus bahkan menjadi terpecah belah dan terkotak-kotak.
"Kawan dekat bisa jadi lawan karena berbeda memberikan dukungan kepada calonnya masing-masing," kata dia.
Ia menilai calon Ketum KONI Sumbar ini sebaiknya menyampaikan visi dan misi serta program apa yang dibawa untuk memajukan olahraga Sumbar ke depan dan biarkan pemilih hak suara yang menentukan suara mereka.
"Kita jengah dengan apa yang terjadi di olahraga Sumbar saat ini. Kita terkenal seantero nasional namun dalam hal negatif bukan persoalan positif olahraga," kata dia.
Ia menyebutkan 15 Ketua KONI kota dan kabupaten yang hadir adalah Kota Padang, Kota Solok, Sawahlunto, Bukittinggi, Payakumbuh, Padang Panjang,Kabupaten Limapuluh Kota, Agam, Sijunjung, Pasaman,Pasaman Barat, Tanah Datar. Sementara Kabupatan Mentawai, Dharmasraya dan Solok Selatan menyatakan keikutsertaan melalui panggilan telepon dan chat aplikasi pesan.
"Kita sepakat menyuarakan itu dan mendorong agar pelaksanaan Musorprov ini dilaksanakan sesuai aturan dan sportif," kata dia. [afs]