Sumbar.WahanaNews.co, Padang - Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), menggagas sejumlah inovasi dalam pengelolaan lingkungan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan dirasakan oleh masyarakat.
Pj Wali Kota Padang Andree Algamar di Padang, Senin, mengatakan inovasi yang dihadirkan itu terutama untuk merespon isu lingkungan di Kota Padang, berupa belum maksimalnya pengelolaan sampah, kebencanaan, alih fungsi lahan, dan pencemaran air.
Baca Juga:
PJ Gubernur DKI Jakarta Diminta Evaluasi Kinerja Kadis LH
"Setidaknya ada enam inovasi yang kita hadirkan terkait isu lingkungan, diantaranya EcoEdu wisata TPA, Kubus Biru, Pengelolaan RDF, Matoa Amak, Minjem, dan Titik Coma," katanya.
Ia mengatakan itu saat memaparkan upaya pengelolaan lingkungan hidup di Kota Padang selama tahun 2023 yang dinilai langsung oleh Panelis Nirwasita Tantra dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI secara daring.
Andree menjelaskan inovasi EcoEdu wisata TPA yaitu menjadikan TPA Aie Dingin sebagai salah satu destinasi pembelajaran lingkungan hidup. Kemudian Kubus Biru atau kubus apung di sungai dilakukan untuk menahan sampah agar tidak langsung masuk ke laut.
Baca Juga:
Komisi D DPRD DKI: Bahan Bakar RDF Rorotan Bisa Redakan Kemacetan
Kemudian inovasi Matoa Amak juga dilaksanakan berupa imbauan kepada masyarakat melalui toa masjid dalam mengatasi masalah kebersihan. Lalu perencanaan Refuse Derived Fuel (RDF) yang nanti berfungsi untuk pengelolaan sampah menjadi energi alternatif pengganti batu bara.
"Kemudian untuk meminimalisir limbah, ada inovasi Minjem yaitu Minyak Jelantah Jadi Emas. Ini berupa kerja sama pengelolaan limbah minyak jelantah dengan Komunitas Saiyo Jelantah dan Bank Sampah Induk Panca Daya," katanya.
Terakhir menerapkan Titik Coma atau Titik Container Maps untuk memberikan informasi pada masyarakat terkait letak kontainer sampah.