Sumbar.WahanaNews.co, Padang - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, menilai bahwa budidaya padi sawah dengan sistem Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT) sangat menguntungkan petani, karena menggunakan jerami sebagai pupuk dan menghasilkan panen yang lebih tinggi.
"Sawah sistem MTOT ini memiliki biaya yang jauh lebih murah karena memanfaatkan jerami sebagai pupuk. Ini akan menguntungkan petani karena uang yang biasa digunakan untuk membeli pupuk, bisa ditabung," katanya di Padang, Jumat (20/9/2024).
Baca Juga:
KPK Lempar Wacana Koruptor Tak Usah Dikasih Makan
Ia mengatakan pengolahan sawah dengan sistem MTOT ternyata juga bisa meningkatkan produksi padi. Dari pengalaman petani yang telah menggunakan sistem itu, hasil panen bisa mencapai 8,5 ton per hektare.
"Petani juga terbebas dari biaya untuk menyewa mesin bajak karena dengan sistem ini, tanah sawah tidak perlu dibajak, tetapi dibuat seperti bedengan," katanya.
Ia menyebut dengan banyak keuntungan yang memangkas pengeluaran itu, petani akan sangat diuntungkan dan bisa mendapatkan pendapatan lebih besar.
Baca Juga:
APUK Dairi Gelar Talkshow Peran Perempuan dalam Keberlanjutan SDA dan Pameran Produk Lokal
Namun menurutnya, kecenderungan petani di Sumbar, tidak mau percaya dengan sistem atau cara tanam baru, tanpa melihat bukti nyata.
Karena itu ia mengapresiasi pihak-pihak yang bersedia membuat percontohan sawah MTOT tersebut, salah satunya Pemkab Pesisir Selatan.
"Pemkab Pesisir Selatan mengalokasikan APBD untuk membuat sawah percontohan sistem MTOT di Lengayang seluas 20 hektare. Sawah ini akan menjadi contoh bagi petani di sekitar bahkan mungkin nanti lebih luas lagi di berbagai daerah di Sumbar," katanya.