WahanaNews-Sumbar | Fakultas Farmasi Universitas Andalas (Unand) Padang bersama Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat. Dua civitas akademia tersebut bekerja sama mengedukasi masyarakat soal obat dan makanan dalam kegiatan Apoteker Walk Thru.
Para apoteker dan dosen dari kedua perguruan tinggi tersebut melakukan edukasi dan pelayanan hingga konsultasi obat
Baca Juga:
Kemen PPPA Tegaskan Komitmen Lindungi Korban Kekerasan Seksual dengan Regulasi dan Layanan Terpadu
Tidak hanya itu juga diberikan layanan pemeriksaan kesehatan dasar yaitu kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat secara gratis untuk masyarakat yang berhasil mendapatkan poin memuaskan dalam games tentang Mitos dan Fakta Seputar obat-obatan.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Sumbar Dedi Almasdy, PhD yang memberikan dukungan terhadap kegiatan yang diinisiasi oleh apoteker muda di bawah umur 35 tahun yang tergabung dalam Seminat Indonesian Young Pharmacist Group (IYPG) Sumbar .
Ketua IYPG Sumbar Yoneta Srangenge menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diberikan oleh banyak pihak terhadap kegiatan apoteker mengabdi ini, dan berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan mendapatkan lebih banyak dukungan dan partisipasi lagi oleh berbagai pihak.
Baca Juga:
Datangi Polres Malang Kota, Puluhan Kyai dan Ulama Suarakan Netralitas APH
Mengangkatkan tema “Obat atau Makanan” pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk lebih sadar dan aktif membaca informasi yang tertera pada kemasan atau brosur obat.
"Ada obat yang disarankan untuk dikonsumsi saat perut kosong, sebelum makan, segera setelah makan, dan beberapa saat setelah makan," kata dia.
Hal ini berkaitan dengan efek obat yang diinginkan serta upaya mengurangi efek samping yang mungkin timbul karena mengonsumsi obat tertentu.
Ia memberi contoh obat anti nyeri asam mefenamat yang dianjurkan untuk dimakan setelah makan, dengan tujuan menghindari lambung perih karena sifat asam yang diberikan obat tersebut.
Ataupun obat maag seperti ranitidin yang disarankan untuk diminum sebelum makan karena ditujukan untuk melapisi lambung sebelum diisi dengan makanan.
Hal yang terlihat sepele tapi akan sangat berdampak pada efektivitas penggunaan obat yang dikonsumsi, ujarnya yang merupakan dosen muda bidang farmakologi dan farmasi klinis di fakultas Farmasi Universitas Andalas.
Ia berharap melalui kegiatan penyediaan layanan edukasi dan konsultasi obat dan kesehatan yang rutin dilaksanakan setiap minggu ini, dapat membuat masyarakat merasa lebih familiar dengan apoteker sehingga nantinya akan lebih nyaman dan tidak ragu untuk mengkonsultasikan masalah seputar obat dan kesehatan kepada apoteker terdekat.
[kaf]