Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto optimistis jaringan kelistrikan dengan panjang lintasan 10,972 kilometer sirkuit (kms) yang terdiri dari 32 tower dan 2 sirkit tersebut akan turut mendorong pertumbuhan perekonomian serta meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Jawa Timur khususnya di Surabaya.
Wiluyo menyampaikan, pada Triwulan I tahun 2023 pertumbuhan perekonomian di Jawa Timur tumbuh sebesar 4,95 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kemudian, setelah kurang lebih 2 tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pemulihan ekonomi di Pulau Jawa semakin pesat dengan level pertumbuhan yang berbeda-beda.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Keandalan sistem kelistrikan memegang peranan penting dalam mendukung perekonomian masyarakat. Di masa peralihan pandemi menjadi endemi, PLN siap hadir untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur," kata Wiluyo.
Wiluyo menambahkan, pembangunan seluruh infrastruktur ketenagalistrikan ini berhasil diselesaikan dengan zero accident. Dia juga menyebut, keberhasilan pembangunan SUTT 150 kV ini merupakan wujud nyata atas dedikasi PLN secara penuh dalam melistriki seluruh negeri.
"Secara konsisten PLN selalu berupaya meningkatkan keandalan kelistrikan di seluruh Indonesia. Kali ini, PLN kembali menunjukkan wujud nyata dedikasinya dengan peningkatan keandalan kelistrikan di Jawa Timur," tambah Wiluyo dalam rilis yang diterima WahanaNews.co.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali (UIP JBTB) Anang Yahmadi mengatakan, keberhasilan energize SUTT 150 kV Surabaya Selatan-Kalisari ini tidak lepas dari kerja sama dan dukungan penuh dari pemerintah setempat.
"Keandalan kelistrikan Jawa Timur meningkat dengan keberhasilan pemberian tegangan di SUTT 150 kV Surabaya Selatan-Kalisari ini. PLN Group dan stakeholder terkait sangat berperan dari awal pelaksanaan pekerjaan, hingga akhirnya dapat dilakukan pemberian tegangan pertama (energize) ini,” ujarnya.
Dia menjelaskan, proses energize dilaksanakan setelah seluruh rangkaian tahapan tes dan pengujian peralatan (commissioning) berhasil dilalui dan ditandai dengan terbitnya Rekomendasi Laik Bertegangan (RLB).