Menurut dia, masih ada beberapa wilayah geografis Indonesia yang lahannya masih membutuhkan unsur pupuk lain seperti ZA, SP-36, dan lainnya untuk memaksimalkan produksi padi.
"Kalau tetap menggunakan mekanisme yang sekarang ini, terlalu berisiko untuk menghilangkan beberapa pupuk yaitu karena produksi padi nasional di dua tahun terakhir itu jauh dari harapan," katanya.
Baca Juga:
RSUD Cengkareng Gelar FKP, Paparkan Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Andreas juga menyarankan apabila pemerintah berani melakukan dobrakan kebijakan maka harus mengganti kebijakan pupuk bersubsidi menjadi bantuan tunai langsung (BLT) kepada petani.
Bantuan tunai tersebut dapat dimanfaatkan petani sesuai kebutuhannya. [rda]