Sumbar.WahanaNews.co - Sepanjang tahun 2020 hingga 2023, PT PLN (Persero) berhasil merealisasikan program electrifying agriculture (EA) yang di manfaatkan 6.167 petani di 197 lokasi dalam upayanya meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Indonesia.
Upaya tersebut telah membawa dampak signifikan pada hasil panen dan pendapatan para petani.
Baca Juga:
Maraknya Penyalahgunaan Arus untuk 'Strum' Manusia, ALPERKLINAS Desak PLN Perketat Pengawasan
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, program electrifying agriculture merupakan bentuk komitmen PLN dalam mendukung para petani dan pengusaha di bidang agrikultur menjadi lebih maju dan modern dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya operasional.
”Melalui program ini PLN berupaya menciptakan Creating Shared Value bagi masyarakat dan lingkungan sekitar dengan berbagai inovasi teknologi kelistrikan. Program ini juga mendukung program pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional,” ucap Darmawan.
Darmawan menuturkan, sebanyak 197 program electrifying agriculture yang telah dijalankan PLN saat ini. Ada pun bantuan yang diberikan berupa alat dan infrastruktur serta pendampingan terkait electrifying agriculture baik sebelum panen atau pengolahan produk pascapanen.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Soroti Ancaman 'Power Wheeling' dalam RUU EBET Prolegnas 2025
Program ini berhasil menyerap sebanyak 3.121 tenaga kerja, di sektor pertanian dengan akumulasi pendapatan sebesar Rp3,2 miliar. Selanjutnya berhasil meningkatkan waktu panen rata-rata sekitar 30 hari, menghasilkan produksi panen sebanyak 21.843 Ton, dan berhasil memanfaatkan lahan pertanian seluas 1.654.405 Hektar.
”Selain itu, program ini juga sukses menghemat konsumsi BBM guna menekan emisi karbon dari sektor pertanian. Lalu, pelanggan electrifying agriculture kami meningkat menjadi 16.493 pelanggan dengan konsumsi listrik sebesar 54.197.723 kWh,” tambah Darmawan.
Darmawan juga menjelaskan, bahwa program ini sejalan dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) yang dijalankan PLN.