Ia optimis budi daya maggot ini bisa menyelesaikan solusi penumpukan sampah Kota Padang hingga 60 persen.
Tidak hanya dari sisi lingkungan, budi daya ini juga mendatangkan manfaat dari sisi keekonomian. Maggot yang akan berkembang biak ini nantinya dapat digunakan untuk pakan ikan, pakan ternak, maupun burung.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Hasil ulat atau maggot diolah menjadi makanan ternak, ikan, dan lain-lain. Kami juga membuat pupuk dan enzim. Jadi semuanya dalam budidaya ini bisa bermanfaat. Volume sampah yang terolah semakin meningkat, kesehatan dan keselamatan lingkungan juga meningkat,” jelas Rahayu.
Menurutnya, kehadiran PLN mendukung pengembangan UMKM yakni dari sisi jumlah produk olahan hingga kualitas. Tambahnya, hal ini juga mendukung peningkatan pendapatan sebesar Rp 675 ribu per bulan, dengan harga jual Rp 5.000 per kg.
“Harapan kami melalui dukungan PLN, UMKM ini dapat berperan mengurangi sampah ke TPA setiap bulan. Apalagi jika upaya kami didukung dengan kebijakan pemerintah, contohnya menghimbau warga untuk memilah sampah organik dan sampah non organik,” ungkap Rahayu.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
General Manager UID Sumbar Eric Rossi Priyo Nugroho mengatakan, TJSL PLN nantinya akan dioptimalkan untuk pengembangan usaha MinaGot Sumbar, di antaranya dengan pengadaan alat perlengkapan kerja budi daya maggot untuk lebih maksimal dan berdaya guna.
“Bantuan PLN akan digunakan untuk pembuatan gazebo, mesin pengolah maggot menjadi pupuk, pembelian timbangan 100-150 kg untuk timbangan sampah organik, pengadaan handtruck 150 kg untuk mengangkut barang, pembelian rak-rak peletakan maggot, wadah penjemuran, hingga biaya pelatihan kewirausahaan budidaya maggot,” lanjut Eric.
Partisipasi aktif PLN terhadap sektor pengembangan UMKM secara berkelanjutan merupakan bentuk komitmen PLN untuk mendukung geliat ekonomi masyarakat, tidak hanya dari sisi suplai energi listrik, namun juga nilai-nilai sosial untuk mencapai Sustainability Development Goals (SDG’s) utamanya dalam pilar pertumbuhan ekonomi dan terciptanya pekerjaan layak serta kota dan komunitas berkelanjutan. [tum]