Diungkapkannya stok makanan balita dan ibu hamil saat ini adalah dari anggaran APBD perubahan 2022. Dengan rincian makanan tambahan Balita Stunting sebanyak 30.090 kotak dan Bumil Kurang Energi Kalori (KEK) serta Bumil Anemia 37.162 kotak.
Setelah pengadaan tersebut selesai Desember 2022, langsung didistribusikan ke seluruh kabupaten/kota. Awalnya langsung didistribusikan sebanyak 50% dari total pengadaannya. Kemudian sisanya, didistribusikan secara bertahap sesuai dengan perencanaan yang telah dirancang.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
Kini, PMT tersebut telah terdistribusi sebanyak 81.56% untuk Balita. Untuk ibu hamil sebanyak 67.94%. Sisanya lagi, akan disitribusikan kembali berdasarkan hasil pengamatan petugas di lapangan.
"Pendistribusian PMT ini sedikit berbeda dengan bantuan sosial lainnya, ada standar takaran tertentu untuk masing-masing kondisi. Jadi pendekatan untuk masing-masing pasien akan berbeda. Itu makanya kita tidak membagikannya secara gelondongan," ungkap Lila.
Selain itu, menurutnya pola demikian juga efektif untuk memastikan bantuan, agar tepat sasaran dan dikonsumsi oleh objek. Terutama yang tercatat sebagai balita atau ibu hamil yang perlu mendapatkan tambahan asupan gizi.
Baca Juga:
Bele Mo'o Sehati: Strategi Dinkes Gorontalo Tangani Stunting dengan One Stop Service
"Kita menghindari terjadinya salah pemanfaatan. Bisa saja sebenarnya itu diberikan tidak bertahap, tapi siapa yang bisa jamin itu akan betul-betul dikonsumsi oleh yang berhak," jelas Lila.
Sementara sisa dari masing-masing PMT yang saat ini masih berada di gudang sebanyak 5.547 kotak PMT balita stunting dan 10.913 kotak PMT Bumil. Menurutnya, data itu akan terus bergerak seiring dengan masih tengah berjalannya proses pendistribusian di lapangan.
Selain melalui kabupaten/kota, pendistribusian PMT juga ada yang disalurkan melalui kegiatan edukasi keluarga yang digagas oleh Dinkes Prov. Sumbar.