Sumbar. WahanaNews.co, Ikatan Istri Pimpinan (IIP) BUMN Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menyerahkan bantuan Rp20 juta untuk mendukung program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) guna membantu pengentasan stunting di daerah itu.
"Dana tersebut dimanfaatkan untuk pemberian makanan tambahan anak stunting dan ibu hamil berisiko di Nagari (Desa) Labuh Panjang, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok," kata Ketua IIP BUMN Sumbar Prof dr Rizanda Machmud di Padang, Senin.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
Rizanda Machmud mengatakan bantuan
pemberian makanan tambahan untuk percepatan penurunan angka stunting di Nagari Labuh Panjang, merupakan bantuan dari Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian BUMN.
"Bantuan ini diserahkan sebagai bentuk dukungan terhadap program unggulan dari Presiden Joko Widodo yaitu percepatan penurunan stunting," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Unand itu.
Ia mengatakan bantuan tersebut diberikan kepada balita stunting dan ibu hamil yang berisiko melahirkan anak stunting selama enam bulan. Selama bantuan itu disalurkan, IIP BUMN Sumbar melakukan evaluasi dan pemantauan.
Baca Juga:
Bele Mo'o Sehati: Strategi Dinkes Gorontalo Tangani Stunting dengan One Stop Service
Terkait dipilihnya Nagari Labuh Panjang sebagai tempat untuk menyukseskan program Presiden Jokowi, Rizanda mengatakan hal itu dikarenakan tingkat persentase stunting yang cukup tinggi, termasuk minimnya ketersediaan air bersih dan sanitasi.
"Kita juga butuh dukungan dari Semen Padang karena penanganan stunting harus secara serentak dan komprehensif," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Penduduk dan Perlindungan Anak Kabupaten Solok dr Maryeti Marwazi, mengapresiasi dan menyambut baik bantuan dari IIP BUMN Sumbar dalam pengentasan stunting.
Melalui bantuan tersebut, ia berharap angka stunting di Nagari Labuh Panjang, Kabupaten Solok dapat diturunkan.
"Di Labuh Panjang angka stunting cukup tinggi. Dari data yang kami dapatkan ada 13 balita stunting, dan 35 keluarga berisiko stunting," sebut dia.
Selain faktor ekonomi, sanitasi dan air bersih yang tidak memadai juga menjadi penyebab tingginya angka stunting di daerah tersebut.[ss]