Sumbar.WahanaNews.co, Solok - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatra Barat meninjau kemajuan desa korporasi sapi di Kabupaten Solok Selatan, di mana terdapat 18 penerima program bantuan dari Kementerian Pertanian.
"Kalau kami lihat dari progres perkembangan di sini ada Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) salah satu penyebab pengurangan populasi, namun demikian yang dilihat adalah dinamika kelompok tani dan manajemen pengelolaan," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Sukarli di Padang Aro, Minggu (23/6/2024).
Baca Juga:
Sri Mulyani Kucurkan Rp16 Triliun untuk Dukung Koperasi Desa Lewat Skema SAL
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, katanya, mencoba mendampingi kemudian mencari solusi ke depan sehingga tujuan dari korporasi ini adalah membangun kolaborasi.
Salah satu yang penting adalah peran pemerintah kabupaten, provinsi dan Kementan, kemudian melihat kesiapan masyarakat yang menerima sapi dalam jumlah banyak pada kelompok tani.
Hal ini, katanya, menjadi evaluasi bersama dan masukan bagi Kementan secara umum sehingga tujuan memberdayakan masyarakat tercapai.
Baca Juga:
Bank Himbara Siap Danai Koperasi Merah Putih, Pemerintah Pastikan Risiko Terkelola
"Kami ingin memastikan masyarakat betul-betul masyarakat mampu dan mau," ujarnya.
Terkait pola kandang koloni, katanya, tidak bisa diterapkan di Solok Selatan seperti yang disampaikan Bupati.
"Mungkin peternak dikelompokkan tapi pemeliharaan bisa secara individu sehingga tanggung jawabnya adalah individu untuk mendukung kelompok," katanya.