Sumbar.WahanaNews.co, Padang - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, kalah dalam hitungan sementara Pilpres 2024 di Provinsi Sumbar.
Ketua TKD Prabowo-Gibran Provinsi Sumatera Barat, Andre Rosiade, menyampaikan permintaan maaf karena hal itu.
Baca Juga:
Defisit APBN 2025 Disepakati 2,29-2,82% PDB oleh Kemenkeu, PPN, BI, dan Banggar DPR
"Dari hitungan tabulasi yang kami lakukan sampai pada angka 93 persen suara masuk yang kami hitung, pasangan 01 (Anies-Muhaimin) mendapat 56,83 persen. Lalu pasangan 02, Pak Prabowo dan Mas Gibran mendapatkan angka 39,2 persen dan nomor urut 3 Mas Ganjar dan Pak Mahfud mendapatkan 3,96 persen," kata Andre, Kamis (15/2/2024).
"Total suara sah yang kami hitung ada 3.956.000 suara atau sudah 93 persen suara," tambah Andre.
Meski begitu, Andre berterima kasih atas antusiasme masyarakat yang ikut serta membuat Prabowo-Gibran menang secara nasional dan bisa membuat Pilpres berlangsung hanya satu putaran berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count.
Baca Juga:
Kanwil DJPb Sultra: Realisasi Belanja Negara di Bumi Anoa Capai Rp9,01 Triliun
Dalam keterangan pers di posko TKD Prabowo-Gibran Sumbar, Andre mengakui pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memenangkan Pilpres 2024 di Ranah Minang, mengalahkan perolehan suara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud.
Meski begitu, Andre berterima kasih atas antusiasme masyarakat yang ikut serta membuat Prabowo-Gibran menang secara nasional dan bisa membuat Pilpres berlangsung hanya satu putaran berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count.
Dalam keterangan pers di posko TKD Prabowo-Gibran Sumbar, Andre mengakui pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memenangkan Pilpres 2024 di Ranah Minang, mengalahkan perolehan suara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud.
Andre mengatakan, penyebab utama kekalahan itu lebih banyak dipicu oleh rangkaian serangan isu hoaks, isu agama yang sering dimainkan.
"Ini kan bagaimana hoaks begitu besar, fitnah yang begitu keras melanda Pak Prabowo sejak bergabung ke Pemerintahan Pak Jokowi. Dalam tiga tahun, empat tahun belakangan, kita melihat bagaimana gerakan untuk menenggelamkan Pak Prabowo dan Gerindra begitu besar di Sumbar," ucap Andre.
"Share di grup-grup WhatsApp dan media sosial lainnya, bagaimana doktrin bahwa memilih pasangan tertentu, maka diragukan ke-Islamannya. Kalau tidak memilih pasangan tertentu disebut tidak menjalankan ajaran Islam, Kufur nikmat dan lain sebagainya. Belum lagi fitnah-fitnah pak Prabowo. Yang kami hadapi itu berat soal hoaks dan fitnah, apalagi isu agama yang begitu kental," sambungnya.
Meski kalah, namun anggota Komisi VI DPR-RI itu mengaku senang, karena perolehan suara Prabowo-Gibran masih cukup siginifikan di tengah serangan berbagai hoaks dan isu berbau agama tersebut.
"Sebagai Ketua TKD kami mohon maaf belum berhasil untuk memenangkan kontestasi Pilpres 2024. Yang patut kami syukuri adalah di tengah serangan isu agama, isu hoaks, dan klaim sepihak bahwa pasangan 01 menang minimal 80 persen, bisa terbantahkan. Karena dalam real count-nya, Anies hanya (menang) di angka sekitar 56 persen. Jadi masih dibawa 60 persen, sehingga klaim perolehan suaranya bakal 90 persen tak terjadi," katanya.
Melansir detikSumut dari situs hitung suara di laman resmi KPU yang beralamat di pemilu2024.kpu.go.id, hingga pukul 16.30 WIB, perolehan suara pasangan Anies-Muhaimin tercatat 288,124 atau 56,67 persen, sementara Prabowo-Gibran mendapat 197.578 suara (38,86 %). Sedangkan Ganhar-Mahfud memperoleh 22,758 suara (4,48 %), dengan suara masuk 44,05 persen yang berasal dari 7740 TPS dari 17.569 TPS yang ada di Sumatera Barat.
[Redaktur: Amanda Zubehor]