Sumbar. WahanaNews.co - Perpustakaan di Sumatera Barat terus berbenah untuk memberikan manfaat lebih kepada masyarakat salah satunya dengan bertransformasi menjadi tempat kegiatan berbasis inklusi sosial yang salah satunya bisa membantu program pengentasan kemiskinan.
"Perpustakaan sekarang sudah menjadi tempat kegiatan berbasis inklusi sosial. Banyak kegiatan yang bisa laksanakan di perpustakaan seperti kelas Bahasa Jepang hingga kelas merajut yang dapat membantu masyarakat," kata Kabid Layanan, Otomasi dan Kerjasama Perpustakaan, Taufik Ramadhan di Padang, Selasa.
Baca Juga:
Dinas Perpustakaan Sultra: Jumlah Pengunjung Perpustakaan Modern Capai Rekor 20.762 Orang
Ia mengatakan transformasi perpustakaan dengan melaksanakan kegiatan inklusi itu bisa memberikan dampak yang nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut dia Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar telah memulai kegiatan inklusi itu di Perpustakaan Daerah. Berbagai kegiatan berdaya guna dilaksanakan sehingga masyarakat kembali tertarik untuk datang ke perpustakaan.
Saat ini, katanya, sudah ada 11 kota dan kabupaten serta 67 nagari/kelurahan yang telah menjadi mitra program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), kemudian tiga kota/kabupaten dan 15 nagari/kelurahan menjadi mitra Perpustakaan Seru (PerpuSeru).
Baca Juga:
Tingkatkan Literasi, Kepenghuluan Bahtera Makmur Ajak Warga ke Perpustakaan
Taufik mengatakan program itu menjadi salah satu strategi untuk pengentasan kemiskinan melalui pemanfaatan perpustakaan untuk membangun kesejahteraan masyarakat.
Meski sudah bertransformasi, namun perpustakaan sebagai pusat literasi juga tidak ditinggalkan karena sejalan dengan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
Ia menyebutkan literasi atau kemelekan adalah istilah umum yang merujuk kepada serangkaian kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.