WahanaNews-Sumbar | Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat panjang jalan kabupaten berkondisi baik di Pesisir Selatan, Sumatera Barat bertambah lebih dari 65 Kilometer pada 2022.
Bupati Rusma Yul Anwar menyampaikan ketersediaan infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan yang munpuni adalah sesuatu yang mutlak, demi lancarnya roda perekonomian menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga:
Bank Indonesia Kaltim: Pembangunan IKN Berdampak Positif pada Perekonomian Daerah
"Ya, untuk kegiatan fisik kini memang lebih ke sarana penunjang ekonomi masyarakat," ungkap bupati di Painan.
Pada Pesisir Selatan Dalam Angka (PSDA) 2023 yang dirilis BPS jalan kabupaten yang berkondisi baik di Pesisir mencapai 754,59 Kilometer, dari 689,47 Kilometer di periode 2020-2021.
Pertambahan itu berbanding lurus dengan penurunan jalan yang berkondisi buruk dari 1008,58 Kilometer menjadi 961 Kilometer, terhadap total panjang jalan yang sekitar 2.333,91 Kilometer.
Baca Juga:
Paslon Gubernur PDIP Steven Kandouw-Denny Tuejeh Janjikan Program Unggulan Majukan Sulut
Bupati melanjutkan strategis pembangunan infrastruktur mengacu pada target capaian kinerja menuju kemandirian daerah secara ekonomi berbasis komoditi unggulan lokal, khususnya tanaman pangan.
Peningkatan produktivitas di sisi hulu bakal dibarengi dengan percepatan hilirisasi lewat sentuhan industri, sehingga memberikan nilai tambah terhadap produk unggulan lokal yang dihasilkan petani.
Apalagi sektor primer, khususnya lapangan usaha pertanian adalah tumpuan utama perekonimian daerah, dengan kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) di atas 36 persen tiap tahun.
Pemerintah kabupaten sangat menyadari tersedianya infrastruktur yang mempuni dapat memangkas biaya produksi, karena distribusi menjadi murah dan produk yang dihasilkan lebih berdaya saing.
"Muaranya adalah naiknya pendapatan masyarakat, utamanya bidang pertanian," terang bupati.
Karena itu arah pembangunan infrastruktur dalam RPJMD 2021-2026 adalah memacu penyediaan infrastruktur dasar di kawasan sentra produksi, sehingga biaya distribusi menjadi relatif lebih murah seiring ancarnya transportasi.
Arah kebijakan tersebut pun selaras dengan tema pembangunan infrastruktur secara nasional, yakni pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 dan mendukung ketahanan pangan.
Sedangkan untuk pembangunan fisik lainnya kata bupati seperti perkantoran hanya Puskesmas dan sekolah sebagai penunjang visi-misi utama dalam RPJMD 2021-202 yang fokus peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Selain memacu kemandirian ekonomi daerah dan mendukung pembangunan nasional, ulas bupati peningkatan kualitas infrastruktur dasar sekaligus upaya meningkatan konektifitas antar wilayah.
Jika seluruh kecamatan sudah tergabung, Pesisir Selatan dapat menjadikan daerah sebagai pasar yang kuat, mengingat jumlah populasi yang cukup besar, dengan total sekitar 516 ribu jiwa.
Angka itu tercatat tiga besar di Sumatera Barat setelah Kota Padang dan Kabupaten Agam, apalagi didukung dengan pesatnya pertumbuhan usia produktif yang sharenya di atas 70 persen terhadap total populasi.
"Nah, di tengah keterbatasan keuangan daerah, kita harus bijak dalam mengelola anggaran, sehingga APBD memang berfungsi sebagai instrumen pertumbuhan," jelas bupati.
Secara terpisah Kepala BPS Pesisir Selatan Yudi Yos Elvin mengatakan arah kebijakan pembangunan unfrastruktur dasar Pesisir Selatan selaras dengan pondasi ekonomi daerah, yakni sektor primer.
Kontribusinya terkonfirmasi lebih dari 36 persen terhadap pembentukan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap tahunnya yang mayoritas disumbangkan lapangan usaha pertanian.
Atak ayal, daerah berjuluk 'Negeri Sejuta Pesona,' sukses membalikan kondisi ekonominya sendiri, dari tumbuh minus 1,11 persen pada periode 2020, kini menjadi plus 4,02 persen.
Meski demikian dirinya mengingatkan pemerintah kabupaten hendaknya memacu infrastruktur pertanian seperti misalnya irigasi, sehingga produktivitas lahan dan masa tanam tiap tahun turut meningkat.
"Ya, karena memang dari lapangan usaha pertanian itu, penyumbang utamanya adalah sub-sektor tanaman pangan," tuturnya.[zbr]