SUMBAR.WAHANANEWS.CO, Bukittinggi – Semangat pelestarian budaya Minangkabau berpadu dengan kepedulian sosial dalam Alek Nagari Pacu Kuda Bukittinggi–Agam Open Race 2025 yang digelar di Gelanggang Bukik Ambacang, kawasan perbatasan Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam, Minggu (28/12/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Bukittinggi ke-241, sekaligus menjadi sarana penggalangan dana kemanusiaan bagi korban bencana alam di Kabupaten Agam dan sejumlah daerah lain di Sumatera Barat.
Baca Juga:
Pacu Kuda Bukittinggi–Agam Open Race 2025 Resmi Dibuka
Momen Pengalangan Dana Kemanusiaan untuk Bencana Sumatra Barat
Wali Kota Bukittinggi Muhammad Ramlan Nurmatias menegaskan bahwa pacu kuda tidak hanya berfungsi sebagai ajang olahraga dan hiburan rakyat, tetapi juga menjadi wadah memperkuat solidaritas sosial di tengah masyarakat.
“Selain melestarikan tradisi dan budaya pacu kuda, kegiatan ini kami arahkan sebagai sarana kepedulian dan penggalangan dana untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak bencana di Agam dan Sumatera Barat,” ujar Ramlan.
Baca Juga:
Pacu Kuda Bukittinggi–Agam Open Race 2025 Resmi Dibuka
Komitmen Transparansi Anggaran
Pemerintah Kota Bukittinggi bersama Pemerintah Kabupaten Agam berkomitmen penuh terhadap transparansi pengelolaan dana publik dalam pelaksanaan kegiatan ini. Total anggaran yang digunakan untuk penyelenggaraan pacu kuda tercatat sebesar Rp400 juta, yang bersumber dari APBD kedua daerah.
Ketua Panitia Pelaksana, Hamdan, menjelaskan bahwa Pacu Kuda Wisata Derby Bukittinggi–Agam 2025 diikuti puluhan peserta dari berbagai daerah.
“Sebanyak 69 ekor kuda ambil bagian dalam kejuaraan ini dan berlaga dalam 18 race, dengan total hadiah mencapai Rp190 juta,” jelas Hamdan.
Warisan Budaya dan Olahraga Prestasi
Ketua Umum Pengda PORDASI Sumatera Barat, Deri Asta, menegaskan bahwa pacu kuda merupakan olahraga tradisional yang telah mengakar kuat dalam budaya Minangkabau dan harus terus dijaga keberlangsungannya.
“Pacu kuda bukan sekadar kompetisi olahraga, tetapi juga warisan budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Kami mengapresiasi dukungan Pemerintah Kota Bukittinggi dan Pemerintah Kabupaten Agam dalam menjaga dan mengembangkan olahraga ini,” ungkap Deri Asta.
Dorong UMKM dan Ekonomi Rakyat
Selain aspek budaya dan kemanusiaan, pelaksanaan pacu kuda juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Kehadiran ribuan penonton turut menggerakkan pelaku UMKM, pedagang kecil, dan sektor jasa di sekitar arena pacu kuda.
Ramlan Nurmatias menambahkan, melalui berbagai aksi solidaritas, Pemerintah Kota Bukittinggi bersama para donatur telah menyalurkan bantuan lebih dari Rp1 miliar kepada sejumlah daerah terdampak bencana di Sumatera Barat.
“Kegiatan ini menjadi bukti bahwa budaya, olahraga, dan kepedulian sosial bisa berjalan beriringan untuk kebaikan bersama,” tutup Ramlan.



Alek Nagari Pacu Kuda Bukittinggi–Agam 2025 pun menjadi momentum kebersamaan, memperkuat identitas budaya, sekaligus menumbuhkan semangat gotong royong untuk membantu sesama.
[Redaktur: Ramadhan HS]