WahanaNews-Sumbar | Di Purus III, dari sebuah rumah berwarna-warni cerah, keluar seorang perempuan muda mengeluarkan sepeda motor ke halaman. Kemudian, ia meletakkan tas pos yang sudah kusam ke atas jok.
Rumah warna-warni di permukiman padat penduduk itu adalah Ruang Baca dan Kreativitas Tanah Ombak, yang juga biasa disebut sebagai Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Tanah Ombak di Padang, Sumatera Barat.
Baca Juga:
Maria Zakharova: AS Penghalang Penyelesaian Konflik Iran-Israel di PBB
Tanah Ombak merupakan ruang baca dan kreativitas bagi anak-anak dan remaja di kawasan itu agar mereka punya kegiatan yang lebih positif serta suka membaca.
Perempuan muda yang mengeluarkan sepeda motor itu, Rachel. Ia relawan literasi Tanah Ombak. Ia memindahkan sejumlah buku dari rak pustaka ke tas di atas jok motor.
"'Hari ka hujan nampaknyo, Pak' (Cuaca mau hujan sepertinya, Pak)," kata dia kepada seseorang laki-laki di dalam.
Baca Juga:
Bapanas: Penyerapan Stok Beras April Capai 4,9 Juta Ton
"'Alun lai, alun ka hujan, pai sajo dulu' (Belum, belum waktunya hujan, pergi saja dulu)," jawab laki-laki itu yang biasa dipanggil "Pak Hen" oleh anak-anak Tanah Ombak.
"Pak Hen" atau Syuhendri adalah pendiri Ruang Baca dan Kreativitas Tanah Ombak . Syuhendri mendirikan ruang literasi itu bersama temannya, Yusrizal KW pada 2015.
Kini, untuk perdana Syuhendri bersama relawan menjalankan Pustaka Bergerak (sebutan pustaka keliling) yang sudah lama tidak beroperasi karena pandemi COVID-19.